MENU BLOG

Tuesday, 10 March 2015

METODE DAN REFERENSI kitab ALBIDAYAN WAN NIHAYAH


Dalam menulis karya besar ini al-Hafizh Ibnu Katsir menggunakan
referensi dasar yaitu al-Qur'an dan as-Sunnah, dibarengi dengan atsar dan khabar
yang maqbul (diterima) oleh para ulama pewaris nabi yang biasa mengambil
rujukan dari lentera sunnah nabi Muhammad saw.
Beliau berkata, "Kami tidak akan menyebutkan riwayat-riwayat Israiliyyat,
kecuali yang telah diizinkan syariat untuk dinukil yang tidak menyelisihi al-Qur'an
dan sunnah RasulNya saw, dan inilah bagian dari hal-hal yang tidak boleh
dibenarkan ataupun didustakan yang biasanya menceritakan secara lebih luas
berita-berita ringkas yang terdapat dalam agama kita, seperti penyebutan nama
yang tidak disebutkan dalam syariat kita, yang hakikatnya tidak begitu penting
untuk kita ketahui detailnya, maka dalam hal ini kami akan sebutkan sebagai
pelengkap saja bukan sebagai hujjah yang akan dijadi-kan sebagai landasan, sebab
sandaran sebenarnya hanyalah al-Qur'an yang mulia dan riwayat-riwayat yang
dinukil secara shahih ataupun hasan, adapun riwayat-riwayat yang lemah akan
kami jelaskan kelemahannya."11 Inilah metodologi yang dipakai pengarang bukubuku
sirah nabi dan berita-berita para nabi sebelumnya, dan demikian juga halnya
metode yang dipakai pada bagian akhir kitab ini (tentang fitnah dan huru-hara hari
kiamat) beliau selalu bersandar kepada al-Qur'an dan riwayat-riwayat hadits yang
menafsirannya baik secara marfu’ ataupun mauquf, baik hadits tersebut shahih
ataupun hasan, dan beliau akan menyebutkan riwayat yang terdapat kelemahan di
dalamnya sambil mengingatkannya.
Keunikan metode ini, beliau selalu menyebutkan hadits-hadits maupun atsar
lengkap dengan sanadnya, agar para pembaca maupun peneliti dapat mengetahui
kedudukan sanad tersebut, dan akan lebih mudah untuk meng-kritisinya, beliau
tidak pula menyebutkan berita Israiliyyat kecuali yang dibolehkan syariat saja,
selain itu beliau tidak menyebutkannya kecuali untuk mengingkarinya.
Beliau telah menyebutkan kritikannya kepada ulama-ulama umat ini yang
memuat dalam buku-buku mereka riwayat israiliyyat, beliau berkata, "Kami tidak
akan mengikuti jejak mereka, ataupun menempuh jalan mereka, kami tidak akan
sebutkan riwayat-riwayat seperti itu kecuali sedikit saja agar lebih ringkas,
kemudian akan kami terangkan yang haq dan yang sesuai dengan apa-apa yang
terdapat dalam agama kita, adapun berita yang menye-lisihi konsep agama kita
pastilah akan aku ingkari."12
10 . Ibid, 6/300.
11 Ibid, 1/6
12 Ibid lib
Jadi referensi beliau di bagian pertama adalah sebagai berikut,
* Al-Qur'anul karim dan kitab-kitab tafsir bil ma’tsur (tafsir dengan atsar
maupun hadits, pent), kemudian asbabun nuzul (sebab turun ayat).
* Sunnah-sunnah yang diriwayatkan dari Nabi saw| baik yang terdapat dalam
kitab-kitab Shahih (yang memuat hadits shahih saja, pent), kitab Sunan, Musnad,
maupun Jami'.
* Atsar yang dinukil dari perkataan sahabat dan para tabi'in.
* Kitab-kitab yang terdahulu seperti, Taurat dan Injil, namun beliau
akan memilih-milih dari kitab tersebut -sebagaimana yang beliau sebutkan
lebih dari sekali-, berita-berita yang boleh kita riwayatkan sebagaimana
sabda Nabi saw,
"Silakan menyampaikan riwayat dari bani Israil tidaklah mengapa, namun
siapa saja yang berdusta atas namaku maka hendaklah mangambil tempat di
neraka."13
* Di antara referensi beliau dalam penulisan sirah, kitab-kitab maghazi wa ad
dalailun nubuwwah, khususnya kitab Maghazi Ibnu Ishaq dan Musa bin Uqbah,
ataupun kitab Dalail an-Nubuwwah karya Abu Nu'aim ataupun Dalilun Nabi karya
al-Baihaqi.
Disebabkan begitu luasnya bacaannya dan hafalannya terhadap sunnah nabi,
sehingga seolah-olah beliau benar-benar mengusai semua yang terdapat dalam
kitab-kitab Shahih, Sunan, Musnad, Mushannaf, dan kitab-kitab tafsir bil ma'tsur
yang berkaitan dengan tema-tema yang terdapat dalam sirah nabi.
Adapun referensi beliau dalam menulis kejadian-kejadian penting dan
wafatnya para tokoh adalah kitab-kitab yang telah disebutkan tadi, khususnya
penukilan dari kitab Tarikh Rusul wal Muluk karya Ibnu Jarir ath-Thabari (wafat
310 H), Tarikh Madinah ad-Dimasyqi karya Ibnu Asakir (wafat 571 H), kitab al-
Muntazham karya Ibnu al-Jauzi (wafat 597), kitab al-Kamilfi at-Tarikh karya Ibnu
al-Atsir (wafat 630).
Adapun ketika menulis Masa Dinasti Ayyubi dan Dinasti Mamalik beliau
bersandar kepada kitab penulis yang hidup di zaman itu, seperti Kitab Mir'atu az-
Zaman fi Tarikh al-A'yan karya Sibt al-Jauzi (wafat 653 H) dan kitab ar-Raudatain
fi akhbar ad-Daulatain an-Nuriyah wa as-Salahiyyah karya Abdurrahman bin Ismail
al-Maqdisi (wafat 669 H), kitab al-Jami' al-Mukhtasar `fi Unwan at-Tawarikh wa
Uyun as-Siyar karya Ibnu Anjab yang dikenal dengan Ibnu as-Sa'iy (wafat 673),
kitab Wafayatul'A'yan wa anba'u Abnai az-Zaman karya al-Qadhi Ibnu Khalkan
(wafat 681 H), kitab Qutbuddin al-Yunini (wafat 736 H) yang merupakan syarah
13 Diriwayatkan oleh al-Bukhar¡ dalam Sfjahiñnya, Kitab Ahadits al-Anbiya. (b/ 496 dengan Fathul Ban).
kitab Mir'atu az Zaman karya Sibt al-Jauzi, kitab al-Muqtafa fi at-Tarikh yang
merupakan penjelasan dari kitab Tarikh Abu Syarnah karya Alamuddin al-Qashim
al-Barzali (wafat 739 H).14
Beliau juga banyak mengambil referensi dari kitab Tarikh Islam karya imam
Adz-Dzahabi (wafat 748 H) khususnya ketika menukil tanggal wafat para tokoh
dan biografi mereka, tidak hanya itu saja tetapi beliau juga banyak mengambil dari
sejarah yang beliau alami dan beliau saksikan sen-diri. Ditambah pula dengan
sejarah yang dialami dan saksikan para gurunya. Di antara sekian informasi
sejarah penting itu beliau lebih mengkhususkan diri dengan mengkaji berbagai
keterangan dari berita-berita yang disampaikan guru beliau, Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah, baik mengenai perdebatannya dengan lawan-lawannya, sepak
terjangnya dalam berjihad maupun sikapnya.
Nampak jelas bagi kita dari buku ini betapa luas wawasan Ibnu Katsir dalam
masalah ilmu-ilmu syariat, istiqomah dan kelurusan aqidah maupun pemikirannya
dan kecenderungannya terhadap sunnah nabi.
Tidak hanya sekedar menukil, tetapi beliau banyak mengkritisi nash-nash
yang sampai kepadanya, selain itu beliau akan saring dan pilih dengan seksama
sambil terus berusaha untuk meringkas, merangkum, mengkritik sanad dan
matannya, dan terkadang mendiskusikan serta membantah pendapat-pendapat
yang keliru dengan buah pikirannya yang jelas dan jitu. Namun terkadang terlihat
dirinya mengikuti pendapat ulama-ulama terdahulu meski-pun sebenarnya beliau
tidak merasa puas dengan berbagai pendapat terse-but.15

0 komentar: