by. MOHAMMAD LATIF QOHARI

by. MOHAMMAD LATIF QOHARI

by. MOHAMMAD LATIF QOHARI

by. MOHAMMAD LATIF QOHARI

MENU BLOG

Monday 17 November 2014

Sunday 16 November 2014

Ilmu  Bahasa Arab  merupakan  salah  satu  pelajaran  tersulit  bagi  kebanyakan  siswa  atau mahasiswa, dimana waktu belajar mereka banyak dihabiskan untuk mata pelajaran Bahasa Arab, tetapi masih saja banyak yang gagal. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar Bahasa Arab siswa untuk beberapa sekolah di Propinsi Jawa Timur rata-rata masih di bawah 6,0,  bahkan  Nilai  UAN  untuk  mata  pelajaran  Bahasa Arab  dari  tahun  ke  tahun  cukup memprihatinkan Hasil   penelitia yan tela dilakuka d SMU I Kediri Jawa Timur  oleh  Muh  Farid,  dkk  (2001)  diketahui  bahwa  kebanyakan  dari  siswa yang gagal dalam belajar Bahasa Arab, karena tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam belajar dan mereka tidak mempunyai metode belajar yang efektif untuk menguasai materi  Bahasa Arab  dalam  waktu  tertentu.  Di  samping  itu,  guru  kurang  mempunyai pengetahuan dan wawasan dalam memvariasikan metode mengajarnya.
Perkembangan ilmu Bahasa Arab sejalan dengan perkembangan Bahasa Arab dan teknologi serta perubahan  kondisi  masyarakat  yang  sangat  pesat  ini  mengharuskan  para  guru meningkatkan  kemampuan  dan  mengembangkan  keahliannya.  Kini  tugas  guru semakin kompleks dan menantang, sehingga selalu dituntut untuk mengembangkan kemampuannya,  baik  secara  individu  maupun  kelompok.  Tugas  utama  seorang guru  adalah  membantu  siswa  dalam  belajar,  yakni  berupaya  menciptakan  situasi dan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran (Pusat Kurikulum Depdiknas, 2001).
Berkaitan  dengan  hadi  atas,  maka  peranan  guru  Bahasa Arab  dalam  perkembangan IPTEK  sangat  besar  terutama  dalam  membina  kemampuan  awal  siswa  untuk menghadapi  masa  industrialisasi  dimasa  sekarang  dan  masa  depan.  Kemampuan awal  tersebut  dapat  berupa  kemampuan  dasar  dan  keterampilan  proses  Bahasa Arab. Kemampuan  dasar  merupakan  kompetensi dasar  yang  harus  dicapai dalam  setiap pembelajaran.  Kompetensi dasar  adalah kemampuan-kemampuan  yang  mencakup
Pengetahuan, keterampilan dan sikap  yang harus dimilki siswa dan dikembangkan secara  maju  dan  berkelanjutan  (Pusat  Kurikulum  Depdiknas,  2001).  Kompetensi dasar yang dimiliki siswa harus  dapat ditunjukkan oleh siswa dalam setiap proses pembelajaran  dan  siswa  dapa membuktikan suatu kejadian melalui tindakan seperti; menyelidiki, mendiskripsikan, membedakan, membandingkan        dan sebagainya. Misalnya, menyelidiki faktor-faktor yang  mempengaruhi  laju  reaksi dan menentukan order reaksi berdasarkan data percobaan.
Kegiatan  belajar  mengajar  dengan  pendekatan  keterampilan  proses  merupakan kegiatan pembelajaran yang direncanakan, sehingga siswa dapat menemukan fakta- fakta,  konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa sendiri (Soetarjo dan Soejitno, 1998). Penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui metode demonstrasi dalam penelitian tindakan kelas telah dilakukan oleh  Nina  Kadaritna,  dkk  (2000)  di  SMU  YP  Unila  Bandar  Kediri. Dalam penelitiannya diperole bahwa   penggunaa pendekata keterampila proses denga metod demonstras dapa meningkatkan    hasil   belaja siswa   dan meningkatkan  minat  siswa  terhadap  pelajaran  Bahasa Arab. Oleh  sebab  itu,  dalam penelitian tindakan  kelas ini akan dikembangkan  pendekatan keterampilan proses melalui metode Diskusi, namun dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di Sosial yang mudah diperoleh dan biayanya lebih murah.
Keterampilan   prose dala pembelajara Bahasa Arab   dikelompokka menjad dua bagian,  yaitu  keterampilan  dasar  proses  Bahasa Arab  dan  keterampilan  terpadu  proses Bahasa Arab.  Keterampilan  dasar  proses  Bahasa Arab  meliputi  kegiatan  observasi,  komunikasi, klasifikasi kesimpula sementara da ramala ata prediks (Rezb dalam Prasetyo,  1998).  Sedangkan  kegiatan  keterampilan  terpadu  proses  Bahasa Arab  meliputi kegiatan  identifikasvariabel,  membuat  tabel/grafik,  mendiskripsikan  hubungan antara  variabel-variabel,  pengumpulan dan pemrosesan data,  analisis,  penyusunan hipotesis, definisi operasional variabel, desain investigasi dan Diskusi. Dalam mata pelajaran Bahasa Arab, kesempatan untuk melakukan penemuan, dan menyimpulkan  sendiri hasil pengamatannya dapat diperoleh siswa antara lain melalui  metode  Diskusi.  Pada  metode  Diskusi,  siswa  diberi  kesempatan untumengalami sendiri, mengikuti suatu   proses mengamati   suatu   objek, menganalisis,  membuktikan  dan  menarik  kesimpulan  (Roestiyah,  N.K.,  1985). Dalam  metode  Diskusi  siswa  dapat  aktif  mengambil  bagian  dalam  berbuat untuk  diri  sendiri.  Dengan  demikian  siswa  dapat  memperoleh  kepandaian  yang diperlukan dan langkah-langkah berfikir ilmiah (Tim Didaktik, 1995).
Dalam menggunakan metode Diskusi, menurut Winarno Surakhmad (1986) ada beberapa  kelemahan, seperti keterbatasan  alat yang mengakibatkan tidak semua siswa dapat memperoleh kesempatan untuk melakukan Diskusi dan jika dalam pelaksanaannya membutuhkan wakt yang cukup lama dapat menghambat pelajaran selanjutnya, juga kurangnya persiapan dan  pengalaman  siswa  dapat menimbulkan  kesulitan dalam pelaksanaan Diskusi tersebut.  Namun,  menurut Aripin  (1995 keuntungan  dala menggunaka metod Diskusi   in lebih banya manfaatnya antar lain   dapa memberikan  pengalama praktis   serta keterampilan dalam menggunakan alat-alat praktikum, memberikan gambaran yang konkrit tentang suatu peristiwa sehingga siswa tidak mudah percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya sebelum mereka mengamati secara langsung proses terjadinya (misal suatu reaksi), serta melatih siswa lebih aktif dan mengembangkan cara  berfikir  ilmiah. Diskusi  tidak  harus  dilakukan  dengan  menggunakan peralata da baha Bahasa Arab   yan mahal namu dapa dilaksanaka dengan menggunaka peralata sederhan yan didesain   sendir ole guru   dengan menggunakan barang-barang bekas yang ada di sekitar kita. Demikian pula bahan- bahan  Bahasa Arab  tersedia  cukup  banyak  di  alam  sekitar  kita,  yaitu  bahan  sehari-hari. Seandainya  gedung  laboratorium  Bahasa Arab  telah  dibuat,  namun  untuk  melaksanakan kegiatan  Diskusi  di  laboratorium  tersebut  membutuhkan  biaya  tinggi  karena mahalnya  bahan  Bahasa Arab,  maka  alam  telah  menyediakan  berribu-ribu  bahan  yang dapat dipakai untuk menggantikan bahan Bahasa Arabwi tanpa harus mengeluarkan biaya yang cukup tinggi.
Berbagai  Diskusi  Bahasa Arab  telah  banyak  dilakukan  dengan  menggunakan  bahan alam yang ada di sekitar kita antara lain Diskusi tentang:
1)        Untuk menerangkan perbedaan perubahan fisika dan Bahasa Arab, Duffy (1995) dan Derr  (2000)  melakukan  percobaan  dengan  menggunakan  proses  pelarutan garam  dapur  sebagai contoh  perubahan  fisika dan  reaksi  antara cuka  dengan soda kue yang menghasilkan karbondioksida sebagai contoh perubahan Bahasa Arab.
2)        Untuk  menerangkan  topik  Konsep  Mol,  Fruen  (1992)  mempelajari  jumlah partikel  dari  suatu  senyawa  dengan  cara  memperkirakan  jumlah  molekul  air yang terdapat dalam bak mandi di rumah, percobaan dilakukan dengan terlebih dahulu  mengukur  volume bak  mandi,  dan  menimbang  berat  beberapa  ml  air untuk menentukan berat jenisnya.
3)        Untuk  menerangkan  topik  Kesetimbangan  Bahasa Arab,  Synder  (1992)  melakukan percobaan dengan cara mempelajari reaksi kesetimbangan pada botol minuman soda yang diberi indikator asam-basa, sedangkan cara yang berbeda dilakukan oleh  Kanda  (1995)  untuk  mempelajari  pengaruh  konsentrasi  asam-basa  pada reaksi  kesetimbangan  indikator alam.  Percobaan Kanda ini dilakukan dengan menambahkan  larutan  asam  dan  basa  secara  bergantian  pada  suatu  larutan indikator asam-basa alam.
4)        Selain    percobaan di atas,   Kanda  juga melakukapercobaan    untuk menerangkan topik  perkenala (Ta’aruf) dengan  terlebih  dahul membuat kertas lakmus dari serbet kertas. Percobaan dilakukan dengan membuat ekstrak tanaman  (kunyit  putih,  kembang  sepatu,  dan  komerah),  kemudian  serbet kertas  dicelupkan  ke  dalam  ekstrak  tersebut  dan  dikeringkan,  selanjutnya serbet kertas yang telah menjadi kertas lakmus digunakan untuk menguji sifat asam dan basa dari cuka, larutan sabun, dan sari buah lemon.
5)        Topik   Senyawa   Organik   dapa diterangkan   melalu Diskusi   tentang pembuatan  ester.  Percobaan  dilakukan  dengan  cara  memanaskan  campuran alkohol dan cuka  selama beberapa menit,  terbentuknya  ester  ditandai dengan terciumnya bau  harum  yang  khas,  atau  dengan terbentuknya dua lapisan bila dicampurkan dengan air (Solomon, 1996).
6)        Tina   Agustin (1996 dalam   bukuny yan berjudu Percobaa Bahasa Arab

Sederhana dengan Bahan Sehari-hari, menjelaskan bagaimana menerangkan topi Oksidasi Reduksi melaluDiskusi dengan bahan sehari-hari. Percobaan ini dilakukan dengan  cara  mengamati  proses  korosi  pada  paku dengan  berbagai  faktor  yang  mempengaruhinya  (misalnya  kondisi  asam  dan basa),  percobaan  lain  adalah  membuat  sel  volta  dari  buah  jeruk  lemon  yang diberi  elektroda  logam  yang  dihubungkan  ke  galvanometer  atau  lampu  kecil dengan menggunakan kabel tembaga.

Di samping itu, hasil penelitian yang telah dilakukan oleh  Sunyono (2003) menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa Arab dengan Diskusi menggunakan bahan sehari-hari (bahan yang ada di Sosial) di kelas X semester genap MA AL-FATAH Badas dapat  meningkatkaaktivitas, minat, dan hasil belajar siswa secara signifikan. Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut, kelemahan metode Diskusi sebenarnya mudah diatasi, karena berbagai peralatan dan bahan Bahasa Arab yang  mahal  dapat  diganti  dengan  bahan  sehari-hari  yang  relatif  lebih  murah  dan mudah  didapatkan,  meskipun  tidak  semua  Diskusi  Bahasa Arab  dapat  digantikan dengan bahan sehari-hari.