MENU BLOG

Saturday, 8 November 2014

PENGAJARAN AL-QUR'AN

The History of The Qur'anic Text  hal 59 - 70


Ayat pertama yang diwahyukan pada Nabi Muhammad adalah

"Bacalah atas nama Tuhanmu yang telah menciptakan."1

Tak ada bukti bahwa Nabi Muhammad pernah belajar seni menulis dan umumnya orang sepakat bahwa ia buta huruf sepanjang hayat. Sepotong ayat di atas memberi isyarat bukan tentang persoalan buta huruf, melainkan penting­nya pendidikan yang sehat bagi masyarakat di masa mendatang. Nabi Muhammad mencurahkan segala upaya yang mungkin dapat dilakukan dalam pengembangan pendidikan, manfaat serta imbalan para pelajar dan juga sanksi hukum bagi pengekang ilmu pengetahuan. Abu Huraira melaporkan bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda,
 
"Siapa yang memilih jalan pencarian ilmu pengetahuan, Allah akan membuka baginya jalan menuju surga."2
 
Sebaliknya beliau memberi peringatan,
 
"Siapa yang ditanya ilmu yang telah dikuasai lalu ia sembunyikan, orang itu akan dililit api neraka di hari Kiamat."3
 
Nabi Muhammad minta para ilmuwan dan yang masih belum berbudaya agar kerja sama menasihati mereka yang tidak pernah belajar, dan kaum cendekiawan agar mau mengembangkan ilmunya pada para jiran.4 Penekanan diberikan pada setiap yang memiliki keahlian karya tulis di mana dalam sebuah hadith ditegaskan agar mengambil peran laksana seorang ayah pada anak.5
Nabi adalah pelopor pendidikan gratis di mana saat `Ubada b. as-Samit menerima hadiah dari seorang pelajar (dengan niatan untuk kepentingan Islam), Nabi Muhammad menegurnya,

"Jika mau menerima lilitan api neraka di leher anda, maka ambilah hadiah itu.
"6

Non-Muslim
pun juga diberi tugas mengajar membaca di masa kehidup­an rasul.


Uang tebusan tahanan Perang Badar juga berlainan. Beberapa di antara mereka mendapat tugas mengajar menulis pada anak-anak.
7

1. Qur'an, 96: 1.
2. Abn Khaithama, al-'llm, hadith no. 25.
3. At-Tirmidhi, Sunan, al-Ilm: 3,
4. AI-Haitami, Majma az-Zawa'id, i:164.
5. Al-Kattani, at-Taratib al-Idariya, ii: 239, mencatat apa yang ditulis oleh ad-Durr al-Manthur, Abu Nu'aim dan ad-Dailami.
6. Ibn Hanbal, Musnad, vi: 315.
7. Ibn Sa'd, Tabaqat, ii: 1-4. Juga lihat Ibn Hanbal, Musnad, i: 247.

0 komentar: