The History of The Qur'anic Text hal 59 - 70
Ayat pertama yang diwahyukan pada
Nabi Muhammad adalah
Tak ada bukti bahwa Nabi Muhammad pernah
belajar seni menulis dan umumnya orang sepakat bahwa ia buta huruf sepanjang
hayat. Sepotong ayat di atas memberi isyarat bukan tentang persoalan buta huruf,
melainkan pentingnya pendidikan yang sehat bagi masyarakat di masa mendatang.
Nabi Muhammad mencurahkan segala upaya yang mungkin dapat dilakukan dalam
pengembangan pendidikan, manfaat serta imbalan para pelajar dan juga sanksi
hukum bagi pengekang ilmu pengetahuan. Abu Huraira melaporkan bahwa Nabi
Muhammad pernah bersabda,
"Siapa
yang memilih jalan
pencarian ilmu pengetahuan, Allah akan membuka baginya jalan menuju
surga."2
Sebaliknya beliau
memberi peringatan,
"Siapa
yang ditanya ilmu
yang telah dikuasai lalu ia sembunyikan, orang itu akan dililit api neraka di
hari Kiamat."3
Nabi Muhammad minta
para ilmuwan dan yang masih belum berbudaya agar kerja sama menasihati mereka
yang tidak pernah belajar, dan kaum cendekiawan agar mau mengembangkan ilmunya
pada para jiran.4 Penekanan diberikan
pada setiap yang memiliki keahlian karya tulis di mana dalam sebuah hadith
ditegaskan agar mengambil peran laksana seorang ayah pada anak.5
Nabi adalah pelopor pendidikan gratis di
mana saat `Ubada b. as-Samit menerima hadiah dari seorang pelajar (dengan niatan
untuk kepentingan Islam), Nabi Muhammad menegurnya,
"Jika mau menerima lilitan api neraka di leher anda, maka ambilah hadiah itu."6
Non-Muslim pun juga diberi tugas mengajar membaca di masa kehidupan rasul.
Uang tebusan tahanan Perang Badar juga berlainan. Beberapa di antara mereka mendapat tugas mengajar menulis pada anak-anak.7
1. Qur'an, 96: 1.
4. AI-Haitami, Majma
az-Zawa'id, i:164.
5. Al-Kattani, at-Taratib al-Idariya, ii: 239, mencatat apa yang ditulis oleh ad-Durr al-Manthur, Abu Nu'aim dan ad-Dailami.
5. Al-Kattani, at-Taratib al-Idariya, ii: 239, mencatat apa yang ditulis oleh ad-Durr al-Manthur, Abu Nu'aim dan ad-Dailami.
6. Ibn Hanbal, Musnad, vi:
315.
7. Ibn Sa'd, Tabaqat, ii:
1-4. Juga lihat Ibn Hanbal, Musnad, i: 247.
0 komentar:
Post a Comment