i. Nabi Muhammad Sebagai Maha Guru Al-Qur'an
-
Begitu sampai di Madinah, Nabi Muhammad membuat Suffa di dalam masjid yang berfungsi sebagai tempat belajar pemberantasan buta huruf, dengan menyediakan makanan, dan tempat tinggal.
-
Ibn ‘Umar sekali memberi pujian, "Nabi Muhammad membaca pada kita dan jika beliau membaca ayat sajadah yang menyuruh bersujud, beliau mengucapkan Allahu Akbar lalu sujud.44
-
Banyak di antara para sahabat menjelaskan bahwa Nabi Muhammad membaca surah seperti itu kepada mereka secara pribadi termasuk orangorang terkemuka, seperti Ubayy bin Ka'b, ‘Abdullah bin Salam, Hisham bin Hakim, 'Umar bin Khattab, dan Ibn Mas'ud.45
-
Beberapa utusan sampai ke Madinah dari luar daerah dan diberikan pada orang setempat untuk memberi perlindungan bukan saja di bidang pangan dan penginapan, melainkan juga dalam hal pendidikan. Nabi Muhammad bertanya pada mereka guna mengetahui tingkat pelajaran mereka.46
-
Setiap diberi wahyu, Nabi Muhammad cepat-cepat membacakan ayat yang baru beliau terima kepada semua sahabat dan kemudian membacakan kepada para wanita dalam pertemuan terpisah.47
-
‘Uthman bin Abi al-'As selalu ingin belajar Al-Qur'an dengan Nabi Muhammad dan jika tidak menemuinya, beliau mendatangi rumah Abu Bakr.48
ii. Dialek yang
digunakan oleh Nabi Muhammad dalam Mengajarkan Al-Qur'an di Madinah
Adalah fakta
yang cukup kuat
bahwa sekalipun manusia berbicara bahasa namun tetap mengalami perbedaan dialek
yang mencolok dari satu satu tempat ke tempat lain. Dua orang misalnya, kendati
tinggal di New York dari kultur dan sosio-ekonomi yang berlainan akan memiliki
aksen yang berbeda. Demikian juga orang-orang yang tinggal di London akan
berbeda dengan mereka yang tinggal di Glasgow atau Dublin. Dalam hal bahasa
Inggris, terdapat perbedaan sistem ejaan Amerika dan Inggris clan mungkin saja
terdapat kesamaan dalam ejaan namun berbeda dalam intonasi.
Marilah kita amati situasi negara-negara
Arab masa kini dalam
penggunaan kata-kata qultu ( saya
bicara) sebagai satu permasalahan, Orang Mesir mengungkapkan dengan kata
ult, diganti dengan u dari kosakata q. Orang Yaman
mengatakan dengan ungkapan gultu kendati dalam menulis katakata semua
orang Arab akan mengatakannya secara identik. Contoh lain: seorang bernama Qasim
akan disebut oleh orang Teluk Parsi dengan istilah Jasim; orang yang sama
mengganti j dengan y, maka kata-kata rijal (orang lelaki)
bisa berubah menjadi raiyyal dalam ungkapan.
Di Mekah mayoritas Muslim memiliki latar belakang budaya
yang beragam. Karena Islam berkembang melewati batas kesukuan dan mencakup
seluruh Jazirah Arab, berbagai aksen terjadi kontak satu sama lain. Pengajaran
Al-Qur'an pada suku yang berbeda pun dirasa perlu dan mengharuskan mereka
meninggalkan dialek asli secara keseluruhan dan meninggalkan dialek Arab Quraish
di mana Qur'an diwahyukan, rasanya suatu masalah yang dirasa sulit untuk
dilakukan. Guna memfasilitasi masalah tersebut, Nabi Muhammad mengajarkan mereka
AI-Qur'an dengan dialek mereka. Dalam satu kesempatan dua orang atau lebih dari
suku yang berbeda boleh juga belajar Al-Qur'an dalam dialek mereka, jika dirasa
perlu.
iii. Para Sahabat sebagai Pengajar Al-Qur'an
'Abdullah bin Mughaffal al-Muzani mengatakan bahwa
saat seorang Arab hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad menugaskan seseorang dari
kaum Ansar pada individu dengan mengatakan: biarkan la memahami Islam dan
mengajarkannya tentang Al-Qur'an. "Hal yang sama terjadi pada diri saya,"
katanya, "sebagaimana saya dipercaya karena pada salah satu dari orang Ansar
yang telah membuatku paham agama dan mengajarku Al-Qur'an."49 Bukti nyata menunjukkan bahwa
para sahabat secara aktif ambil bagian dalam kebijaksanaan, seperti pada periode
Madinah. Riwayat berikut mewakili, seperti biasa, hanya sebagian dari petikan
bukti-bukti yang ada pada kita.
-
‘Ubada bin as-Samit mengajarkan AI-Qur'an pada masa kehidupan Nabi Muhammad.50
-
Abu Sa’id al-Khudri menjelaskan bahwa ia duduk dengan sekelompok imigran dari Mekah sewaktu seorang qari' membaca untuk mereka.53
-
Sahl bin Sa`id al-Ansari berkata, "Nabi Muhammad mendatangi kita sewaktu kami membaca bergantian..."54
-
`Uqba bin `Amir memberi komentar, "Nabi Muhammad hadir pada kami sewaktu kami berada di dalam masjid mengajar satu sama lain tentang Al-Qur' an."55
-
Jabir bin ‘Abdullah berkata, "Nabi Muhammad mengunjungi sewaktu kami membaca Al-Qur'an. Kumpulan kami terdiri dari orang-orang Arab dan juga bukan Arabs.56
-
Anas bin Malik kemonetar, 'Nabi Muhammad datang kepada kita sewaktu kami membaca, diantara kita terdapat orang-orang Arab dan bukan Arab, kulit hitam dan kulit putih.57
-
Bukti tambahan menunjukkan bahwa para sahabat melawat sampai di luar kota Madinah bertindak sebagai instruktur:
-
Mu'adh bin Jabal dikirim ke Yaman.58
-
Dalam perjalanan menuju Bir' Ma'una, sekurang-kurangnya empat puluh kalangan para sahabat yang dikenal sebagai pengajar Al-Qur'an dibunuh.59
-
Abu ‘Ubaid dikirim ke Najran.60
-
Wabra bin Yuhannas mengajar Al-Qur'an in San'a' (Yaman) kepada Um-Sa`id bint Buzrug semasa kehidupan Nabi Muhammad.61
42. AI-Kattani, at-Taratib
al-Idariya, i:476-80. Menurut Qatada (61-117 A.H) jumlah orang orang yang
belajar mencapai sembilan ratus dan ulama lain menyebut hanya empat
ratus.
47. Ibn Ishaq, as-Seyar
wa al-Maghazi, diedit oleh Zakkar, hlm.147.
48. AI-Baqilani, al-lntisar, versi yang telah diperluas, hlm.69.
48. AI-Baqilani, al-lntisar, versi yang telah diperluas, hlm.69.
49. Al-Baqilani,
al-Intisar, versi yang diperluas, hlm. 69.
50. Al-Baqilani ,
Sunan, vi: 125; Abu `Ubaid, Fada'il, hlm. 206-7.
53. Al_Khatib, al-Faqih, ii: 122.
54. Abu 'Ubaid, Fada'il, hlm. 68, al-Faryabi,
Fada'il, hlm. 246.
55. Abu ‘Ubaid, Fada'il, hlm. 69-70.
55. Abu ‘Ubaid, Fada'il, hlm. 69-70.
56. Al Faryabi, Fada'il, hlm. 244.
57. Ibn Hanbal, Musnad, iii: 146; juga agar
dilihat al-Faryabi, Fada'il, hlm.
58. AI-Khalifa, Tarikh, i: 72; ad-Dulabi, al-Kuna, i:19.
58. AI-Khalifa, Tarikh, i: 72; ad-Dulabi, al-Kuna, i:19.
61. Ar_Razi, Tarikh Madinat San'a', hlm. 131.
244-45.
62. Adh-Dhahabi, Seyar
al-`Alam an Nubula', ii: 245; Ibn Hajar, Fathul Bari, ix: 52.
0 komentar:
Post a Comment