MENU BLOG

Wednesday 8 October 2014

Kewajiban Wanita terhadap Karib Kerabat dan Tetangga


Tinggalkan Balasan
Sebuah kewajiban tersendiri seorang muslimah dalam memelihara hubungan silahturahmi, sebagaimana dalam firman-Nya:
“…dan bertawakallah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan sillaturahmi…”(Qs. An-nisa': 1)
    Inilah yang menjadi sebab seorang wanita harus menjaga sillahturahmi, terlebih pada kerabat dan tetangganya. Hal ini karena sesuai sabda Nabi SAW yang diriwayatkan Abu Hurairah ra, ia berkata :
“Rasulullah SAW, berkata, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia berbicara yang baik atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya.” [Riwayat Muslim]
Adapun kewajiban-kewajiban seorang muslimah terhadap karib kerabat dan tetangganya adalah sebagai berikut:
Seorang muslimah wajib menjalin silahturahmi dan mempererat ikatan kerabat pada kesempatan waktu-waktu khusus dan hari-hari besar agama, berkumpul dengan keluarga dan keluarga suami dalam suka dan duka. Pada saat bergaul dengan tetangga seorang muslimah haruslah menghindar dari ghibah (gunjing) dan namimah (adu domba), sebaliknya justru dia harus mengajak para tetangga dan sahabatnya pada perkara-perkara yang seharusnya dilakukan, seperti mempelajari Al-Qur’an dan mempelajari Sirah Nabawiyah. Jika seorang muslimah termasuk orang-orang berilmu maka majelisnya dipenuhi bacaan, pelajaran, menebar kebaikan, dan menyeru muslimah untuk taat kepada Allah. Jika hal ini berhasil maka berdirilah bangunan-bangunan kokoh yang lurus dan umat akan berkembang dalam kondisi yang aman dari bahaya dan malapetaka.
Muslimah dengan para tetangga haruslah saling membantu dalam kebaikan dan belajar bersama. Dapat kita lihat dalam masa sekarang betapa banyak ketimpangan sosial di sekitar kita. Di mall-mall kita banyak menjumpai para wanita sedang menghambur-hamburkan hartanya, namun di belahan bumi lainnya ada sebagian yang masih hidup merana dan di bawah garis kemiskinan. Akankah kita sebagai seorang muslimah tega membiarkan saudara kita yang masih menderita?
Bukankah ALLAH memerintahkan untuk tolong-menolong dalam hal kebaikan dan jangan tolong-menolong dalam keburukan? Oleh karena itulah, seorang muslimah dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-harinya.

Hendaknya selalu waspada jangan seorang muslimah menyakiti tetangganya. Hal ini karena Rasulullah pernah ditanya tentang seorang wanita yang selalu shalat malam, shaum, dan bersedekah namun ia selalu menyakiti hati tetangganya dengan kata-katanya. Rasulullah pun bersabda: “Tidak ada kebaikan padanya dan dia termasuk penghuni neraka.” Intinya seorang muslimah haruslah berakhlak mulia terhadap orang lain, karena seperti yang diriwayatkan Imam Ahmad bahwa Rasulullah pernah bersabda: “Tidak ada suatu amalan yang lebih berat timbangannya melebihi akhlak yang mulia.”
Intinya, seorang muslimah adalah bagian dari kelompok masyarakat. Agar orang bisa bersikap baik kepadanya, dia harus berakhlaq baik terlebih dahulu. Sebab akhlak mulia akan mengalahkan segalanya. Sabda Nabi, “Tidak ada suatu (amalan) yang lebih berat timbangannya melebihi akhlaq mulia”.(Riwayat Ahmad)
Seorang muslimah yang hidup di dalam masyarakat muslim haruslah memiliki sifat jujur. Seperti dalam Al-Qur’an dalam At-Taubah: 119.
“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama-sama orang –orang yang benar”.
Sifat lain yang harus dimiliki seorang muslimah dalam bermasyarakat adalah senang memberikan nasihat kepada yang sanggup dinasihati. Sebab agama adalah nasihat, sedangkan nasihat adalah utama bagi setiap muslim adalah menjauhi kemunafikan dan sifat tercela.
Sifat selanjutnya yang sekaranng sangat minim kita jumpai di tengah masyarakat, yakni malu dan sopan santun. Sifat malu ini adalah salah satu sifat dari para Nabi, bahkan Nabi pun pernah bersabda, “Abu Mas’ud, Uqbah ibnAmr Anshari al Badri ra. mengatakan bahwa Rasulullah SAW. Bersabda, “Perkataan (sabda) Nabi paling pertama yang dikenal atau diketahui manusia adalah, “Jika kamu tidak malu, maka lakukanlah semaumu.” (HR. Bukhari, Abu Daud, Ahmad).
Namun sekarang banyak kita jumpai masih banyak wanita yang kehilangan rasa malunya.
Akhlaq selanjutnya yang harus dimiliki adalah bersikap adil. Hal ini sesuai dengan surat Al-Maidah: 8.
“…Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, kerena adil itu lebih dekat kepada taqwa…”
Perilaku adil dan baik tidak akan mempengaruhi pada sesuatu, dan tidak akan hilang darinya, kecuali akan membuatnya menjadi buruk.
Seorang muslimah haruslah menghindari sifat suka menghina dan mengurangi hak orang lain, Allah melarang hal ini dalam firman-Nya surat Al-Hujurat: 11.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat, mereka itulah orang-orang yang zalim.
Sosok seorang muslimah haruslah memiliki akhlak terpuji lainnya, yakni dermawan dan murah hati terhadap apa yang telah dianugerahkan Allah untuknya. Dalam sebuah hadist disebutkan,
“Takutlah kalian pada neraka, maka (berdermalah) walaupun dengan sebiji kurma, dan siapa yang tidak mendapatkannya maka (berdermalah) dengan kata-kata yang baik.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

0 komentar: