MENU BLOG

Friday, 3 October 2014

3 hubungan makhluk kepada Sang Kholiq

Setiap mukmin sangat dituntut untuk terus menjalin hubungan yang dekat dengan Allah Swt, itu sebabnya di dalam Islam ada perintah untuk taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah). Semakin dekat hubungan seseorang dengan Allah, semakin kedudukannya di sisi Allah. Dengan dekatnya hubungan manusia kepada Allah dia selalu merasa dalam pengawasan Allah yang membuatnya tidak berani menyimpang dari jalan Allah.
Dalam kehidupan ini ada banyak jalinan hubungan yang harus kita lakukan kepada Allah Swt, diantara sekalian banyak hubungan, dapat kita sederhanakan menjadi tiga bentuk hubungan kepada Allah yang harus kita pahami dengan sebaik-baiknya dan dapat kita wujudkan dalam kehidupan ini.

1. Hubungan Cinta.

Rasa cinta pada segala sesuatu dalam kehidupan ini ada pasa setiap orang karena hal itu memang diberikan Allah. Karena itu amat wajar kalau manusia mencintai sesuatu, baik berupa manusia seperti cinta kepada orang tua, anak, isteri, suami, saudara dan sebagainya. Begitu juga dengan cinta kepada harta, kedudukan dan seterusnya. Kecintaan kepada semua itu tidaklah dilarang di dalam Islam, tapi kecintaan pada semua itu tidak boleh melebihi kecintaan manusia kepada Allah, Rasul-Nya dan jihad di jalan Allah, Allah berfirman yang artinya, "Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiaannyadan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah, Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik" (QS 9:24). 
Kecintaan yang sangat antara manusia dengan Allah merupakan bukti dari keimanannya yang benar, Allah berfirman yang artinya, "Dan diantara manusia ada orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cintanya kepada Allah" (QS 2:165).

Sementara di dalam hadits, Rasulullah Saw menerangkan keharusan seorang mu'min untuk mencintai beliau melabihi kecintaan pada anak, orang tua dan manusia lainnya, Rasul Saw bersabda, "Tidaklah beriman salah seorang kamu sampai aku lebih dicintainya daripada anaknya, orang tuanya dan manusia semuanya" (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan mencintai Allah dan Rasul-Nya, akan lahir sifat ikhlas pada diri seorang muslim dan dengan keikhlasan itu, seberat apapun perintah Allah akan dilaksanakan dengan perasaan yang ringan, tapi tanpa kecintaan, seringan apapun perintah Allah akan terasa sebagai perintah yang berat.

2. Hubungan Perdagangan.

Perdagangan atau jual beli biasanya dikehendaki senang sama senang, penjual dapat untung, pembeli senang dengan apa yang telah dibelinya. Begitu juga dengan jual beli kepada Allah. Dalam hal ini Allah bertindak sebagai pembeli dan kita --kaum muslimin-- sebagai penjualnya. Allah membeli orang-orang yang beriman jiwa dan hartanya untuk diserahkan atau dikorbankan di jalan Allah dan Allah nanti akan membalas atau membayarnya dengan syurga. Dengan demikian, karena kita menghendaki dapat masuk ke dalam syurga, dalam hidup inimkita tidak boleh segan-segan untuk berkorban dengan harta bahkan dengan nyawa sekalipun dalam perjuangan menegakkan agama Allah. Allah berfirman, " Sesunggunya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (itu telah menjadi janji) yang benar dari Allah di dalam taurat, injil dan Al-Qur'an" (QS 9:111).


Orang yang mau berjual beli dengan Allah dengan mengorbankan harta dan jiwanya di jalan Allah dipertegas lagi oleh Allah dengan mendapat jaminan tidak akan mendapatkan azab Allah sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui (QS 61:11-12).


3. Hubungan Amal.

Amal atau kerja merupakan konsekuensi seorang mu'min daam hidupnya, karenanya banyak sekali ayat yang merangkai kata iman dan amal shaleh. Oleh karena itu dalam hubungannya dengan Allah Swt manusia juga harus menjalin hubungan amal yang dengan amal shaleh itu manusia nantinya akan dijuluki oleh Allah sebagai makhluk yang terbaik yang akan diberi balasan berupa syurga yang penuh dengan kenikmatan, Allah berfirman yang artinya, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka adalah syurga, yang mengalir sungai-sungai dibawahnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhan-Nya" (QS 98:7-8). 
Dalam beramal, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yakni lakukan dengan niat yang ikhlas karena Allah, lakukan amal yang shaleh dengan cara-cara yang sesuai dengan syari'at Allah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasul-Nya, lakukan pula amal shaleh itu dengan sesegera mungkin, janganlah merasa sudah banyak dengan amal shaleh yang kita lakukan meskipun pahalanya dilipatgandakan dan lakukan amal shaleh dengan tujuan yang satu, yakni mengharap ridha Allah Swt.

Demikian tiga bentuk hubungan yang harus kita jalin kepada Allah Swt sebagai orang yang beriman.

0 komentar: