Pendidikan secara umum berasal dari
istilah “pedagogi” yang berarti pendidikan, dan kata “pedagogia yang berarti ilmu pendidikan yang berasal dari bahasa
Yunani. Pedagogia terdiri
dari dua
kata yaitu “paedos” dan “agoge” yang berarti “saya membimbing, memimpin
anak”. Dari pengertian ini, pendidikan
dapat diartikan kegiatan seseorang dalam membimbing dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara
optimal agar dapat berdiri sendiri dan
bertanggung jawab.[1]
Menurut Ali Qaimi, arti pendidikan adalah :
1)
Ilmu
pengetahuan, karena ia memiliki tema, tujuan dan metode.
2)
Penciptaan,
sebab untuk berkembangnya kekuatan-kekuatan yang ada pada diri seseorang, ia
harus pasrah untuk diawasi.
3)
Keahlian,
sebab ia memperhatikan setiap detail masalah.
4)
Sumbangsih
seseorang terhadap masyarakat, karena pendidikan, seseorang menjadi bermanfaat
dan mampu mencapai hakikat dirinya.[2]
Sedang menurut Hery Noer Aly dan Munzier S., pendidikan merupakan persoalan penting
bagi semua. Pendidikan selalu menjadi tumpuan harapan untuk mengembangkan
individu dan masyarakat. Memang pendidikan merupakan alat untuk memajukan
peradaban, mengembangkan masyarakat dan membuat generasi mampu berbuat banyak
bagi kepentingan mereka.[3]
10
|
"Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.",[4]
Sedang pengertian
pendidikan dalam kontek Islam dari
segi bahasa, maka mengacu pada bahasa
Arab, kata “pendidikan” dalam bahasa Arab adalah “tarbiyah” dengan kata kerja
“rabba”. Kata “pengajaran” dalam bahasa Arab adalah “ta’lim” dengan kata kerja
“allama”. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa Arab adalah “tarbiyah wa
ta’lim” sedangkan “Pendidikan Islam” dalam bahasa Arabnya adalah “Tarbiyah
Islamiyah”.[5]
Menurut Abul A’la al-Maududi kata rabbun terdiri
dari dua huruf “ra” dan “ba” tasydid
yang merupakan pecahan kata dari tarbiyah yang berarti “pendidikan, pengasuhan
dan sebagainya. Selain itu kata ini mencakup banyak arti seperti “kekuasaan,
perlengkapan pertanggung-jawaban, perbaikan, penyempurnaan dan lain-lain”. Kata
ini juga merupakan predikat bagi suatu kebesaran, keagungan, kekuasaan dan
kepemimpinan.[6]
Pengertian
pendidikan dari segi istilah adalah usaha dan kegiatan yang dilakukan Rasulullah
SAW dalam menyampaikan seruan agama dengan berdakwah,
menyampaikan ajaran, memberi contoh, melatih keterampilan berbuat, memberi
motivasi dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pelasanaan ide, pembentukan
pribadi muslim.[7]
Dari penjelasan
diatas para ahli memformulasikan hakikat pendidikan Islam sebagai berikut:
Menurut Abudin
Nata, pendidikan Islam adalah
Pendidikan
yang dilaksanakan berdasarkan pada ajaran Islam. Karena ajaran Islam
berdasarkan al-Qur’an, al-Sunnah, pendapat ulama serta warisan sejarah, maka
pendidikan Islampun mendasarkan diri pada al-Qur’an, al-Sunnah, pendapat para
ulama serta warisan sejarah tersebut.[8]
Menurut Shonhaji
Sholeh, dkk, pendidikan Islam
adalah
Proses pertumbuhan dan perkembangan pendidikan yang
diselenggarakan oleh umat Islam sepanjang sejarah kebudayaan dan peradabannya.[9]
Menurut Ramayulis, pendidikan Islam adalah
Upaya
sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
mengimani, bertakwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber
utamanya kitab suci Al Qur’an dan Al Hadits, melalui kegiatan, bimbingan,
pengajaran latihan serta penggunaan lapangan.[10]
Zakiyah Darajat dkk
berpendapat bahwa :
Pendidikan Islam itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan
sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan baik bagi keperluan diri
sendiri maupun orang lain. Di segi lainnya, pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoretis saja,
tetapi juga praktis. Ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan amal saleh. Oleh karena itu pendidikan Islam adalah sekaligus
pendidikan Iman dan pendidikan amal. Dan karena ajaran Islam berisi ajaran
tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat menuju kesejahteraan hidup
perorangan dan bersama, maka pendidikan Islam adalah pendidikan individual dan
pendidikan masyarakat.[11]
M Athhiyah al-Abrasyi berpendapat, pendidikan Islam adalah :
Upaya
yang mempersiapkan individu untuk kehidupan yang lebih sempurna etika,
sistematis dalam berpikir, memiliki ketajaman intiusi, giat dalam berkreasi,
memiliki toleransi pada lain, berkompetensi dalam mengungkap bahasa lisan dan
tulisan serta memiliki beberapa keterampilan.[12]
Menurut Azyumardi Azra memberikan pengertian
pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
Sebagai
suatu sistem keagamaan-menimbulkan pengertian-pengertian baru, yang secara
implisit menjelaskan karakteristik-karakteristik yang dimilkinya.[13]
Sementara itu, Hasan Langgulung, merumuskan
pengertian pendidikan Islam sebagai berikut:
Proses
penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan
nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di
dunia dan memetik hasilnya di akhirat.[14]
Dalam rangka yang lebih terinci, M. Yusuf Qardhawi memberikan
pengertian bahwa pendidikan Islam adalah :
Pendidikan
manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan
keterampilannya. Karena itu pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup
baik dalam keadaan damai maupun perang dan menyiapkannya untuk menghadapi
masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya.[15]
[1]
Darwyn
Syah, dkk, Perencanaan Sistem Pengajaran
Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2007), hal. 2
[2]
Ali Qaimi, Mengajarkan Keberanian &
Kejujuran Pada Anak, (Bogor: Cahaya, 2003), hal. 110
[3]
Hery Noer
Aly dan Munzier S., Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung
Insani, 2008),hal. 1
[4]
Himpunan Peraturan Perundang-Undangan, Undang-Undang
Sisdiknas Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung : Fokusmedia, 2009), hal. 2
[13]Azyumardi
Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan
Modernisasi Menuju Milenium Baru, (Jakarta: Kalmah, 2001), hal. 4
[14]
Ibid., hal. 5
[15]
Ibid.
0 komentar:
Post a Comment