MENU BLOG

Saturday, 4 October 2014

Kesaktian Pancasila di Era Globalisasi.

Dalam abad teknologi ultra modern dan akibat globalisasi sekarang ini, sering kita menyaksikan, baik secara langsung maupun melalui media cetak atau elektronik, prilaku, gaya hidup, norma pergaulan, tata kehidupan yang dipraktekkan, dipertontonkan dan dicontohkan oleh orang-orang barat akhir-akhir ini semakin menjurus kepada kerusakan adab seseorang. Apa yang mereka suguhkan berpengaruh besar terhadap pola pikir bangsa Indonesia. Sehingga banyak masyarakat  negara kita yang berangsur-angsur lupa akan pancasila sebagai pedoman hidupnya. Akibatnya sering kita melihat demo-demo dan tindakan anarkis disana-sini, mulai dari munculnya aliran-aliran sesat, tindakan-tindakan keji yang tidak beradap, pertikaian antar suku maupun agama, tindakan korupsi, pemerkosaan sampai penyebaran narkoba dan VCD porno hampir semuanya ada dinegara kita. pertanyaannya sekarang adalah mengapa pencasila mudah sekali luput dari ingatan masyarakat Indonesia?.
Jika dikaji lebih lanjut, ada 2 hal yang menyebabkan pancasila semakin luput dari masyarakat Indonesia:
1.      Karena pancasila sudah terlalu lama terseret dalam kepentingan politik yang menjadikan wajah pancasila terkoyak-koyak seiring makin dibencinya rezim yang menjadikannya sebagai alat politik.
2.      Karena Norma-norma yang terkandung dalam pancasila terkadang sulit untuk diterjemahkan untuk kebijakan nyata.
karena dua hal diatas, tak salah kalau banyak orang menganggap kalau pancasila kini sudah tinggal nama karena manfaatnya sudah tidak dapat mereka rasakan lagi dalam kehidupan sehari-hari. Kemerdekan hanya dapat dirasakan oleh kalangan elit politik (pejabat) saja, bagi kalangan bawah (masyarakat) kemerdekaan belum sepenuhnya mereka dapatkan.
adapun salah satu cara agar pancasila selalu ada diingatan masyarakat Indonesia adalah dengan menerjemah pancasila secara benar kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. andaisaja semua masyarakat Indonesia mengamalkan:
·         Sila ke 1, mungkin tidak ada lagi orang yang mengaku sebagai tuhan, karena semua warga Negara mempercayai tentang adanya Tuhan YME.
·         Sila Ke 2, Mungkin tak ada lagi perlakuan-perlakuan keji dan tidak beradab hanya untuk menghilangkan jejak kejahatan dan kemudian memutilasi manusia lain, karena semua tindakan masyarakat didasarkan pada morma sosial dan kesusilaan ( Moral )
·         Sila ke 3, mungkin tak ada lagi pertikaian yang hanya mementingkan diri sendiri, karena semua masyarakat mempercayai adanya tujuan yang sama, yaitu Persatuan Indonesia.
·         Sila ke 4, mungkin tak ada lagi demo-demo anarkis , karena setiap permasalahan dapat diselesaikan melalui musyawarah dengan segala kebijakan untuk mengambil jalan keluar yang terbaik.
Sila ke 5, mungkin tak ada lagi kemiskinan dan kesenjangan sosial dinegeri ini, karena setiap warga Negara mendapatkan perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi, Maupun budaya/keadilan yang makmur

0 komentar: