Dalam abad
teknologi ultra modern dan akibat globalisasi sekarang ini, sering kita
menyaksikan, baik secara langsung maupun melalui media cetak atau elektronik,
prilaku, gaya hidup, norma pergaulan, tata kehidupan yang dipraktekkan,
dipertontonkan dan dicontohkan oleh orang-orang barat akhir-akhir ini semakin
menjurus kepada kerusakan adab seseorang. Apa yang mereka suguhkan berpengaruh
besar terhadap pola pikir bangsa Indonesia. Sehingga banyak masyarakat negara kita yang berangsur-angsur lupa akan
pancasila sebagai pedoman hidupnya. Akibatnya sering kita melihat demo-demo dan
tindakan anarkis disana-sini, mulai dari munculnya aliran-aliran sesat,
tindakan-tindakan keji yang tidak beradap, pertikaian antar suku maupun agama,
tindakan korupsi, pemerkosaan sampai penyebaran narkoba dan VCD porno hampir
semuanya ada dinegara kita. pertanyaannya sekarang adalah mengapa pencasila
mudah sekali luput dari ingatan masyarakat Indonesia?.
Jika dikaji
lebih lanjut, ada 2 hal yang menyebabkan pancasila semakin luput dari
masyarakat Indonesia:
1.
Karena
pancasila sudah terlalu lama terseret dalam kepentingan politik yang menjadikan
wajah pancasila terkoyak-koyak seiring makin dibencinya rezim yang
menjadikannya sebagai alat politik.
2.
Karena Norma-norma
yang terkandung dalam pancasila terkadang sulit untuk diterjemahkan untuk
kebijakan nyata.
karena dua hal
diatas, tak salah kalau banyak orang menganggap kalau pancasila kini sudah
tinggal nama karena manfaatnya sudah tidak dapat mereka rasakan lagi dalam
kehidupan sehari-hari. Kemerdekan hanya dapat dirasakan oleh kalangan elit
politik (pejabat) saja, bagi kalangan bawah (masyarakat) kemerdekaan belum
sepenuhnya mereka dapatkan.
adapun salah
satu cara agar pancasila selalu ada diingatan masyarakat Indonesia adalah
dengan menerjemah pancasila secara benar kemudian menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. andaisaja semua masyarakat Indonesia mengamalkan:
·
Sila ke 1, mungkin tidak ada lagi orang yang
mengaku sebagai tuhan, karena semua warga Negara mempercayai tentang adanya
Tuhan YME.
·
Sila Ke 2, Mungkin tak ada lagi
perlakuan-perlakuan keji dan tidak beradab hanya untuk menghilangkan jejak
kejahatan dan kemudian memutilasi manusia lain, karena semua tindakan
masyarakat didasarkan pada morma sosial dan kesusilaan ( Moral )
·
Sila ke 3, mungkin tak ada lagi pertikaian yang
hanya mementingkan diri sendiri, karena semua masyarakat mempercayai adanya
tujuan yang sama, yaitu Persatuan Indonesia .
·
Sila ke 4, mungkin tak ada lagi demo-demo anarkis
, karena setiap permasalahan dapat diselesaikan melalui musyawarah dengan
segala kebijakan untuk mengambil jalan keluar yang terbaik.
Sila ke 5, mungkin tak ada
lagi kemiskinan dan kesenjangan sosial dinegeri ini, karena setiap warga Negara
mendapatkan perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi, Maupun
budaya/keadilan yang makmur
0 komentar:
Post a Comment