MENU BLOG

Saturday, 4 October 2014

Prasangka (Penyono)


Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya, melalui proses belajar dan semakin besarnya manusia, membuat sikap sikap cenderung membedakan – bedakan.perbedaan yang secara sosial dilaksanakan antar lembaga atau kelompok dapat menimbulkan prasangka. Kerugiannya prasangka melalui hubungan pribadi dan menjalar bahkan melembaga atau turun – temurun sehingga tidak heran jika prasangka ada pada mereka yang berpikirnya sederhana dan masyarakat yang tergolong cendekiawan, sarjana, pemimpin, atau negarawan.
Jadi prasangka pada dasarnya adalah pribadi dan dimiliki bersama. Prasangka juga diartikan membuat keputusan sebelum mengetahui fakta yang relevan mengenai objek tersebut. Awalnya istilah ini merujuk pada penilaian berdasar ras seseorang sebelum memiliki informasi yang relevan yang bisa dijadikan dasar penilaian tersebut. Selanjutnya prasangka juga diterapkan pada bidang lain selain ras. Pengertiannya sekarang menjadi sikap yang tidak masuk akal yang tidak terpengaruh oleh alasan rasional
John E. Farley mengklasifikasikan prasangka ke dalam tiga kategori :
·         Prasangka kognitif, merujuk pada apa yang dianggap benar.
·         Prasangka afektif, merujuk pada apa yang disukai dan tidak disukai.

·         Prasangka konatif, merujuk pada bagaimana kecenderungan seseorang dalam bertindak.

0 komentar: